Skip to main content

Dunia Baru

Assalamu'alaikum!
Aku kembali setelah melewati bulan Agustus yang bisa dibilang mulai sibuk, yah sebut saja masa transisi. Transisi dari libur yang panjaaaang ke hari-hari penuh aktivitas dan kesibukan. Transisi dari kehidupan masa sekolah, lebih tepatnya putih abu-abu, menjadi kehidupan perkuliahan yang orang bilang beda bangeeet. 

Konten dari post ini, as usual, tidak bermutu haha. Tidak mengandung kata-kata puitis yang membuat kalian terhanyut pastinya. Fyi, kepuitisanku sudah lenyap entah sejak kapan... Kembali lagi, konten post ini hanyalah sharing dan curahan-curahan tidak penting dari hati dan kehidupan seorang perempuan yang mulai mencoba keluar dari zona nyamannya (halah).

Mau sharing sedikit aja tentang first impression-ku terhadap dunia baru ini, uhuy.
Dunia baru ini, alias dunia perkuliahan bener-bener bikin cultural shock. Iya, sih, dari awal aku lolos tes tulis ke kampus ini aja udah shock banget ahaha karena kalo dilihat dari hasil beberapa, bahkan mungkin semua uji coba tes nilaiku nggak pernah mencapai standar masuk kampus ini. Alhamdulillah banget, akhirnya lolos.. rezeki adalah misteri Ilahi. Bahkan sampe daftar ulang kemarin masih kerasa nggak percaya lolos! Waktu itu cemas banget aku salah baca pengumuman, waktu itu cemas banget namaku nggak ada di daftar nama mahasiswa baru. Efek shock juga nih, sampe sekarang masih sering banget takut, pesimis, cemas kalo aku masuk sini cuma bermodal hoki :") Yah, kata orang Jawa mah, "Wong pinter kalah mbek wong bejo". Artinya, orang pintar kalah sama orang beruntung. Semoga aku pintar dan beruntung ya, haha XD

Masa-masa nggak-percaya itu pun terlewat, mulai lah menjajaki hidup baru. Suer deh, bener-bener baru, nggak lebay kok. Seorang Riris yang -kuakui- super manja, nggak bisa apa-apa, nggak pernah pisah sama keluarga (kecuali acara sekolah), yang anak rumahan, hidupnya gampang banget (alhamdulillah) mulai menapaki kehidupan yang sangat berbeda 140 derajat (karena 180 derajat terlalu ekstrem, bung). Jauh dari keluarga, nge-kost sendirian, makan sendiri, nyuci sendiri (kadang-kadang laundry), belajar sendiri, tempat tinggalnya sepi huhu dulu ada Asti Bima yang suka gangguin:"), pergi ke kampus sendiri.....dan banyak lagi. Homesick? Parah. Kangen? Jangan tanya. Takut? Banget. Sampe sekarang kali ya ahaha. But, I always keep Mama's advise that says everything is temporary. Because in the end, soon, I will survive and get used to.

Untuk dunia kampus sendiri, kontras banget sama sekolah. Individualis iya, egois sih semoga engga. Lebih ke mandiri sih sebenernya, bukan individualis. Kenapa? Karena di sini urusanmu nggak menjadi urusan orang lain, jadwal kelas beda-beda, tujuan dan prioritas beda, cara hidup dan menghidupi diri(?) juga beda. Kemudian, kelas. Di sekolah, bapak ibu guru cerewet setengah mati, nasihatin panjang lebar A sampai Z demi kebaikan dan masa depan siswa-siswi tercintanya. Di kuliah, people assumes you as an adult who can take care of yourself. Therefore, you have to act like an adult because nobody's gonna watch your step, your behavior unless you bother them. Perkataan, "Lo mau tidur di kelas, bolos kelas, gak merhatiin dosen juga terserah lo. Suka-suka lo aja dah." nyaris bener lah pokoknya. (Btw, sebetulnya itu karangan saya aja haha).

Udah kali ya? Ahaha. Ini ngetiknya lewat HP sih jadi rasanya panjaaaang banget. Padahal aslinya kayaknya bakalan pendek deh, huh. Udahin dulu aja ya, mau ngambis HAHA gakdeng. Tuh kan, nggak penting kan sharing-nya, juga nggak bermanfaat banget ya :( Jujur, bingung. Hidupku flat, less experienced... Jadinya nggak punya cerita seru deh. Nikmatin aja ya. Yah at least I am grateful and now I am here, ready to experience many things ahead! Don't be tired of waiting until you find me on top :-)

Terima kasih sudah menyempatkan membaca sampai akhir ;;)
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Ditulis di Kota Bandung oleh Rahma Rizky Alifia

Comments

Post a Comment