Skip to main content

Patah Hati Itu Wajar


Kemarin pergi ke Ciater. Jaraknya dari Bandung sekitar 29 kilometer.
Senang itu ihwal yang pasti. Namun, bukan itu yang berarti.
Ada perkara yang baru saja disadari. Suatu hal yang sifatnya alami.
Bahwa setiap insan, hidup dengan kenangan. Pun, dengan angan.

Di Ciater ada percakapan: kenangan yang dituturkan lewat lisan.
Cerita tentang kisahnya yang resah. Mungkin juga lukanya masih basah.
Narasi perihal patah hati. Ternyata, setiap kisah punya pilunya tersendiri.

Tampaknya bahagia, tetapi ternyata menyimpan fobia.
Katanya, itu lah manusia.
Tak ada cerita tanpa derita, ujar pepatah yang gemar berkata-kata.

Patah hati itu wajar.
Makanya, perlu lah belajar.

Comments