Alifia's

aku sudah duduk di sini di atas awan sedang menatap kenangan bergegas meninggalkannya aku sudah duduk di sini melihat awan sedang membayangkan masa depan bersiap mengejarnya cukup sudah sampai di sini jangan cari atau hampiri apalagi tangisi cukup sudah sampai di sini biarkan aku pergi jangan harap kembali

kepada oknum yang singgah hati yang patah jiwa yang resah pilihan yang salah tak apa, sebab tangis akhirnya pecah kelopak menjadi basah aku pun berserah semoga tiada pertumpahan darah

Ini ceritanya ilustrasi*) Hari ini adalah Hari Raya Iduladha. Setidaknya, hari ketika aku mulai menulis ini bertepatan dengan 10 Dzulhijah 1440 Hijriah --11 Agustus 2019. Berbicara soal Iduladha, hal yang terbayangkan olehku adalah soal cinta. Sekali-sekali lah yuk  open-up (baca: secara eksplisit) ngobrolin cinta. Kenapa cinta? Ada apa dengan cinta? Apa hubungan cinta dan Iduladha? Tepat berabad-abad yang lalu, ada sebuah kisah cinta yang sangat menginspirasi sekaligus menamparku. Benar sekali, kisah cinta Nabi Ibrahim ' alaihissalam dan Nabi Ismail ' alaihissalam . Dalam Al-Quran --Surat As-Saffat ayat 102, diceritakan bahwa ketika Nabi Ismail menginjak dewasa dan sudah pantas mencari nafkah, Allah Swt. menguji Nabi Ibrahim dalam sebuah mimpi. Di mimpi itu Allah Swt. memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, yakni Nabi Ismail. Kemudian, Nabi Ibrahim meminta pendapat Nabi Ismail mengenai wahyu Allah Swt. tersebut --yang disampaikan melalui mimpi. Dan