Skip to main content

Mengikhtisarkan Insan dan Kisah 2018 (Bagian 2)

Dikejar-kejar waktu sebab esok sudah memasuki tahun yang baru, begitu lah kondisiku saat ini. Mari berlari untuk melanjutkan ikhtisar di hari kemarin. Seperti yang sudah kutuliskan kemarin, kalau di 6 bulan kedua hidupku penuh kejutan. Kejutan akan kisah-kisah baru yang tidak pernah terbayangkan. Kejutan karena ku menemukan para insan dengan sejuta impian dan pengalaman mengagumkan.

Aku mulai memberanikan diri untuk keluar dari tembok-tembok komunitas dan kampusku. Menjajal forum berbasis internasional dengan kemampuan bahasa Inggris dan kepercayaan diri yang pas-pasan. Ada 2 kegiatan yang menjadi Highlights 2018: Global Health True Leaders 2.0 oleh Indohun dan ASEAN Young Leaders Programme oleh Common Purpose. Kuy, disimak!

Juli
Batch Mandalika Jaya & Panitia GHTL 2.0
Di atas ialah foto yang sedikit merepresentasikan kegiatan Global Health True Leaders 2.0, coba cari aku di mana!  Sekilas cerita, waktu itu aku hanya iseng mendaftar dan alhamdulillah diberi kesempatan untuk mengikuti GHTL 2.0 sehingga aku bisa bertegur sapa atau sekadar mendengar cerita dari orang-orang yang sebut saja above my league. Aku senang dan bangga bisa hadir di sini walaupun sempat dihiasi dengan drama kesedihan karena aku harus meninggalkan kepanitiaan Wisuda Juli di Bandung dalam waktu 8 hari, walaupun aku terpaksa harus lari dari tanggung jawab untuk mengurusi serba-serbi Wisuda Juli HME yang waktu itu digelar pada 20 Juli 2018, walaupun aku sangat merasa bersalah dengan Bagas.

GHTL 2.0 diselenggarakan selama 8 hari, yakni dari 15-23 Juli 2018. Venue sekaligus penginapan dari acara ini ialah Dmax Hotel, Praya. Kemudian, kami diberi kesempatan untuk live in  di rumah warga, yakni di Desa Penujak. Ada kegiatan outbond di markas brimob dan jalan-jalan ke Desa Sasak, Desa Sade, Pantai Mandalika, dll. It was fun and worth it.

Tim Integrity. Kiri ke kanan: Joseph, Sirly, Riris, Icha, Nida, Upik 
Sepulang dari outbond
Untuk cerita lebih lengkapnya, bisa di baca di tautan ini dan tautan itu. Atau teman-teman bisa lihat recap videonya di akun youtube dari Indohun. Selamat mencari tahu!

Oh ya, sepulang dari Indohun aku juga jalan-jalan di sekitar Lombok. Salah satunya ialah ke Lombok Islamic Center. Fun fact: Lombok dikenal sebagai kota seribu masjid.
Masjid Lombok Islamic Center

Kiri ke kanan: Nisrina, Riris dan Sirli, Upik
Agustus
Wah, bulan Agustus penuh dengan main dan Masa Bina Cinta (MBC). Tapi, bencana di Lombok membuatku sedih dan khawatir. Sebab, kota yang indah... yang baru saja aku tinggalkan beberapa hari yang lalu -saat itu- harus hancur ditelan amarah bumi. Laa hawla wa la quwwata illa billaah. Tapi, alhamdulillaah teman-teman GHTL 2.0 yang berdomisili di Lombok baik-baik saja.

Pertama, hura-hura bersama the Wisjuls di sela-sela pusing MBC: kulineran bakso 2 kg (ini gak tau sih bulan Agustus apa Juli haha), nge-dance di Timezone, karaoke di Timezone, nonton film di bioskop, kulineran es krim dan dim sum dan sebagainya, dan karaoke di Sekre. 24/7 banget lah ini di Sekre HME. Di bulan ini aku mendadak jadi anak HME banget.
Kiri ke kanan: Tepu, Bagas, Ai, Juy, Didi
Gara-gara hura-hura sama mereka, penat jadi nggak kerasa dan ngerasa kebahagiaan itu sederhana. Sesedarhana nyanyi-nyanyi di sekre hahaha.

Di bulan Agustus, aku ke Museum MACAN sama Kiki. Kiki ini temanku yang paling mantap (apa sih). Doi ini asik banget, extrovert, nyambung diajak ngobrol apapun, selalu punya banyak topik untuk diceritakan. Aku selalu takjub kalau mendengar pandangan-pandangan orang ini. He is kind, and humble. He is also strong and matured. Dia baik tapi nggak lugu hahaha. Ki, aku selalu bersyukur bisa kenal, bertukar pandangan, mendengar dan didengar, serta bercerita apapun ke kamu. Sukses terus untuk semuanya! I believe you will be a great person.
Kiri ke kanan: Riris, Kiki
Bulan Agustus juga mempertemukan aku, Sekar, dan Yasya lagi! Kapan-kapan aku bahas Sekar dan Yasya yah, kalau di sini nggak muat hehe. Pokoknya mereka lucu. Yasya nih kalem tapi nggak kalem, tapi keliatannya kalem. Yasya primadona HMIF lah ya? Haha. Sekar nih kecil-kecil tapi dewasa, so lovely. Semua orang sayang Sekar dan Yasya!
Kiri ke kanan: Riris, Sekar, Yasya
Lalu, pada penghujung bulan ini aku diajak nonton konser Efek Rumah Kaca untuk pertama kalinya. Konser ERK diselenggarain di Teater Terbuka Dago Tea House, jadi bisa duduk hehehe. Seru dan syahdu.


September
Bulan yang tidak pernah disebut dalam karya Shakespeare (sumber: idntimes) penuh dengan pelatihan, Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar untuk para Ca-Bouls 2018. Senang karena dapet bensin dari para alumni yang berkunjung: Kak Galung (Red-Art 2012), Kak Anas (PU 2012), dan Kak Niki (PU 2010) di tengah-tengah kemerosotan semangatku menjalankan Boulevard, di tengah-tengah hilangnya orang-orang karena harus ditarik oleh lembaga-lembaga lain dahulu.
Bouls 2018 ++
Oktober
Sesuai trennya, Oktober Ceria, bulan Oktober penuh dengan keceriaan. Tapi bohong. Oktober mikir: UTS dan bantuin Bagas ngedraf kahim. Bantuin dikit, maaf ya Gas. Dari proses membantu Bagas menjadi kahim aku menemukan banyak hal sih. Aku jadi sedikit tau anak-anak HME tuh gimana. Aku jadi belajar bagaimana berpikir secara terstruktur, pentingnya mimpi dan landasan yang kuat, dan metode how to win berbeda dengan how to play. Lagi-lagi, terima kasih Bagas sudah dipercaya dan dilibatkan lagi dalam proses pencapaianmu. Meskipun hasilnya belum seperti apa yang diharapkan, setidaknya kita (aku, Bagas, Adit, Juy, dll.) benar-benar bisa memaknai proses pembelajaran ini. Di bawah ini ialah foto promotor Bagas saat pertama kali rapat dan kajian dikit haha.
Kiri ke kanan: Adit, Riris, Bagas, Juy
Untuk mengakhiri masa pusing di bulan ini, akhir bulan setelah UTS terakhir yang aku dan teman-teman jurusanku jalani, memutuskan untuk trip ke Bukit Moko. Banyak cerita dan derita di perjalanannya yang mengesankan, juga melelahkan. Ban bocor dua kali, mecahin pipa saluran air warga, dan apesnya ialah saat kami sampai di Bukit Moko, ternyata wisatanya sudah tutup. Kami pun tetap berusaha bahagia dengan sesi curhat se-Biomedis 2016. Mostly, curhat tentang kisah cinta haha ya namanya juga (masa akhir) remaja. 

Dalam foto: Ifi, Vonny, Riri, Elza, Nadaz, Alwan, Diki, Rasyid, Taris, Lionel
Alhamdulillaah, di pagi hari kami bisa masuk ke area wisata dan jalan bersama sampai ke Patahan Lembang
Dalam foto: Taris, Riris, Lionel, Diki, Ulfa, Vonny, Manda, Elza, Nadaz, Tara Rasyid, Caca, Djati, Alwan, Ifi
Oh ya, di bulan Oktober juga ada wisuda. Kebetulan, Mas Akbar wisuda -setelah summer short course di Jerman. Sayangnya, nggak ada foto yang proper di pertemuan terakhir kami. Congrats, Mas Akbar atas segala pencapaianmu selama berkehidupan di Kampus Gajah. Semoga sukses!
Kiri ke kanan: Riris, Mas Akbar
November
Dua bulan terakhir punya banyak cerita. Mulai dari cerita di negeri tetangga, Singapura. Mengikuti ASEAN Young Leaders Programme yang diselenggarakan oleh Common Purpose nggak pernah ada di bucket list awal tahunku, tapi menjadi salah satu dari highlight list yang kutulis di akhir tahun ini.
Batch 2018
I meet new people who have high concerns for their own country, for ASEAN, and for the world. I meet new people who have amazing experiences, broad insight and views, big dreams, and cool backgrounds. I never planned this, but I am grateful God put me here. Meeting these people was like burning my spirits, which had gone away before. I am inspired by them; how they thinks and how they act.
Facebook Team
I love how Facebook treat their employees, and I love their foods xx.

Education Team won the Top 3 Best Project Idea
Education team consisted Malaysian, Indonesian, Singaporean, Filipino, Burmese, and Laotians. Our project was concerned in equality of education's quality in rural areas. 
Indonesian Batch
Thank you, Common Purpose for the unforgettable events; delicious foods, amazing committees and participants, a kind roommate, nice hostel -although I firstly got a room which had broken key- and venue, and useful knowledge.

Desember
"Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember." -Efek Rumah Kaca dalam lagunya yang berjudul Desember. Desember penuh hujan, termasuk hujan rezeki. Hore!
Tim Somay. Kiri ke kanan: Iffa, Riris, Tara
Di bulan ini aku kembali menantang diriku dengan mengikuti lomba di bidang komunikasi -juga kesehatan. Aku mengajak Iffa dan Tara untuk ikut lomba #iKNOWiCARE Communication Plan Competition yang diselenggarakan oleh Indohun. Kompetisi ini mewajibkan kita untuk menyusun sebuah strategi komunikasi yang dapat menempatkan One Health, sebuah konsep kesehatan, di tengah-tengah masyarakat. One Health sendiri -aku pernah menyinggungnya di Jurnal terkait Lombok- ialah sebuah upaya kolaboratif dari berbagai disiplin, lokal, nasional, dan global - untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan, dan ekosistem.

Di Tim Somay ini aku banyak belajar tentang strategi komunikasi, riset, mengambil "celah" dalam survei, memahami teman di dalam tim, berkolaborasi, bekerja sama, dll. Kesempatan ini ialah salah satu upaya terbaikku dalam mengembangkan diri dan menggali potensi-potensi yang aku punya, salah satunya potensi akting hahahaha tapi bohong. Untuk itu, promo sedikit nih, buat yang mau lihat aku berakting dalam sebuah teaser cerita horor bisa lihat di bawah ini.


Selesai. 

Tambahan:
Ada seorang teman yang 24/7 banget -ya nggak banget sih- dan selalu ada. Sukanya random, misuh, marahin diriku, tapi aku tau Sanjay sayang aku hahahaha cringe abis. Dia juga salah satu saksi hidup masa-masa penuh kelabilan Riris, masa-masa penuh bahagia juga patah hatinya Riris. Thanks a lot for everything! Kurang-kurangin suka marahnya dan di-filter dikit omongannya biar rahasia nggak bocor ke seantero dunia hahaha. 
Kiri ke kanan: Riris, Sanjay
Begitu lah ikhtisar dari kisahku di tahun 2018. Mereka lah orang-orang yang sedikit banyak memengaruhi karakter dan pencapaianku, meskipun masih ada orang-orang yang belum disebutkan. Aku memang sering mengeluh, itu salah satu kelemahan yang harus segera aku perbaiki. Aku memang sering berbicara volume tinggi -padahal nggak marah. Hidupku tidak sempurna, proses dan pencapaianku ya masih biasa-biasa saja. Tapi, aku beruntung karena bisa bertemu dengan orang-orang dengan narasi yang luar biasa.

Hatur nuhun. Mohon dimaafkan atas segala kekurangan seorang Riris, serta mohon dievaluasi di sini: Sampaikan pesan untuk Riris.
Selamat menyambut tahun yang baru, semoga dijauhkan dari sendu, dan diingatkan untuk bersyukur selalu.

Comments